DESIMINASI PENERAPAN BUDAYA POSITIF DI SMK NEGERI 1 KARANG BARU

DESIMINASI PENERAPAN BUDAYA POSITIF

DI SMK NEGERI 1 KARANG BARU

Ummi Kalsum Khairani, S.Ag, MA (CGP Angkatan 7)

 

A.    Latar Belakang

Memaknai filosofis Ki Hajar Dewantara, secara hakikat kewajiban seorang petani dan pendidik adalah sama, maka sekolah dapat diibaratkan sebagai tanah tempat untuk bercocok tanam, petani memiliki tanggungjawab untuk memelihara pertumbuhan dan perkembangan tanaman, begitu juga dengan seorang guru harus bertanggungjawab secara optimal untuk  mengusahakan sekolah menjadi sebuah lingkungan yang menyenangkan dalam proses pembelajaran, serta aman, nyaman dan ramah untuk pendidikan. Selain itu, sekolah harus mampu menjaga dan melindungi setiap murid dari hal-hal yang kurang bermanfaat, mengganggu, atau membahayakan perkembangan potensi murid.

Salah satu tanggung jawab yang harus dilakukan seorang guru adalah menciptakan suatu lingkungan positif, yang terbangun dari kolaborasi seluruh warga sekolah, yang saling mendukung, dan saling belajar, sehingga tercipta kebiasaan-kebiasaan baik dalam lingkungan sekolah. Berawal dari kebiasaan-kebiasaan baik maka akan menjadi karakter-karakter baik yang melekat pada diri seluruh warga sekolah, yang akhirnya akan membentuk budaya positif.

Dalam rangka menciptakan budaya positif, maka disiplin positif harus dipraktikkan untuk menghasilkan murid-murid yang berkarakter, disiplin, santun, jujur, peduli, dan bertanggung jawab, begitu juga dengan guru dan tenaga yang harus memiliki kesamaan visi serta nilai-nilai kebajikan yang dituju dan diwujudkan pembelajaran yang aplikatif , sehingga murid  menjadi pemelajar sepanjang hayat.

Jika guru adalah petani, tanah adalah sekolah, maka “padi” ibarat murid yang diamanahkan untuk dijaga dan dipelihara tumbuh kembang sesuai dengan kodratnya. Murid dalam hal ini adalah peserta didik di SMK Negeri 1 Karang Baru, yang membutuhkan bangunan budaya positif di lingkungan sekolah, agar hasil belajarnya dapat bermanfaat dalam kehidupan murid di masa yang akan datang.

Tujuan

  1. Adapun tujuan desiminasi penerapan budaya positif di SMK Negeri 1 Karang Baru:
  2. Guru memahami pengertian budaya positif sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara.
  3. Guru memahami materi dalam penerapan budaya positif di sekolah, yaitu materi Disiplin Positif dan Nilai Kebajikan Universal ,  motivasi, hukuman dan penghargaan, keyakinan kelas, kebutuhan dasar manusia, 5 posisi kontrol, dan segitiga restitusi.
  4. Guru termotivasi untuk menerapkan budaya positif sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara.


Tolak Ukur Keberhasilan
  1. Kehadiran peserta 90 %.
  2. Proses diskusi dilakukan dengan aktif dan menyenangkan
  3. Peserta memahami materi-materi budaya positif.
  4. Peserta termotivasi untuk melakukan perubahan terkhusus pada kebutuhan dasar manusia, yaitu dengan memahami kebutuhan dasar murid, maka guru akan lebih bijaksana dalam menyelesaikan permasalahan murid
  5. Peserta memahami peran guru apa, yang selama ini dilakukan di sekolah, dan berkomitmen untuk melakukan peran terbaik dalam 5 posisi kontrol

 Linimasa Tindakan

  1. Berkonsultasi kepada Kepala Sekolah terhadap kegiatan desiminasi penerapan budaya positif di sekolah, dengan menyampaikan teknis pelaksanaan, jumlah peserta, dan rencana waktu kegiatan.
  2. Melakukan persiapan yang berkaitan dengan tempat pelaksanaan, bahan, perlengkapan, dan konsumsi kegiatan.
  3. Melaksanakan kegiatan “Desiminasi Penerapan Budaya Positif di SMK Negeri 1 Karang Baru”
  4. Melakukan evaluasi dan refleksi setelah melaksanakan kegiatan.

Dukungan yang dibutuhkan

  1. Kehadiran guru sebagai peserta kegiatan diseminasi.
  2. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mensukseskan kegiatan diseminasi seperti tempat kegiatan, bahan, dan perlengkapan seperti In-Focus dan lainnya.
  3. Konsumsi untuk undangan dan peserta kegiatan desiminasi.

 Hasil Aksi Nyata

  1. Terlaksananya kegiatan desiminasi penerapan budaya positif di SMK Negeri 1 Karang Baru tanpa ada halangan.
  2. Guru mengetahui kebutuhan dasar dirinya setelah mengisi lembar kuisioner kebutuhan dasar manusia.
  3. Guru mengetahui apa peran kontrol yang dilakukan selama ini setelah mendapat materi 5 posisi kontrol.
  4. Guru memahami pentingnya membuat kesepakatan belajar/keyakinan kelas.

Catatan Reflektif

Penerapan budaya positif di SMK Negeri 1 Karang Baru setelah dilaksanakannya kegiatan desiminasi, akan membutuhkan proses dan waktu yang panjang. Karena itu, untuk bisa terus berkelanjutan, kegiatan ini mengharuskan kolaborasi dengan semua pihak, agar penerapan budaya positif dapat segera dilakukan, dan menjadi kebiasan baik di sekolah.

Kesimpulan

Budaya positif adalah budaya yang harus diterapkan dalam kehidupan di sekolah maupun di lingkungan rumah dan masyarakat. Penerapan budaya positif akan banyak merubah tindakan-tindakan yang seharusnya sudah lama ditinggalkan, karena era baru saat ini, mendorong dan menuntut guru untuk memberikan layanan terbaik dalam dunia pendidikan dan pengajaran, walaupun proses yang panjang dan waktu yang lama akan sangat dibutuhkan untuk melakukan perubahan menuju hasil belajar murid SMKN 1 Karang Baru menjadi lulusan  yang lebih baik.

Dokumentasi 



 





 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



   

 

 

 

 

 

 







 

Komentar

Postingan populer dari blog ini